Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Dengan Pendekatan Saintifik di Perguruan Tinggi

Judul: Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Dengan Pendekatan Saintifik di Perguruan Tinggi

Penulis: Dewi Suprihan, M.Pd.
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd.
Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.
Dr. Nugraheni Eko Wardani, S.S., M.Hum.

Copyright © Rumah Kreatif Wadas Kelir, 2023

Hak Cipta ada pada Penulis                 

ISBN:

Editor: Suci Wulandari

Perancang Sampul: Muhammad Hamid Samiaji

Layout: Rafli Adi Nugroho

Penerbit Rumah Kreatif Wadas Kelir

Karangklesem Rt 07 Rw 05 Purwokerto Selatan, Banyumas

E-mail: wadaskelirpublisher@gmail.com

Layanan sms/wa: 0895349855554

Cetakan 1, April 2023

14 x 21 cm

Sinopsis :

Buku ini disusun berdasarkan kebijakan pemerintah amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 pasal 35 ayat 3 tentang kurikulum. Menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada permenristekdikti nomor 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah agama, pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Menindaklanjuti pengantar direktur pembelajaran bahwa Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) pada perguruan tinggi memiliki posisi strategis dalam upaya meningkatkan mutu lulusan pembentukan karakter bangsa. Penerapan Kurikulum Perguruan Tinggi (PKPT) sesuai dengan standar nasional perguruan tinggi dengan mengacu pada Kerangka Kualiikasi Nasional Indonesia (KKNI). Menulis karya ilmiah merupakan aktivitas yang melibatkan berbagai aturan baik yang berkenaan dengan sistematika, tata tulis, maupun pemakaian bahasa. Faktor-faktor tersebut menjadi pembeda antara tulisan karya ilmiah dan tulisan jenis lainnya. Berkaitan dengan sistematikanya urutan dan kelengkapan unsur karya ilmiah yang berupa makalah tentu berbeda dengan artikel ilmiah atau laporan penelitian. Berkaitan dengan tata tulis, tata cara penyajian tabel, gambar, sumber kutipan, maupun daftar pustaka memiliki aturan tersendiri. Demikian halnya dalam pemakaian bahasa pada karya ilmiah haruslah menggunakan bahasa Indonesia baku bukan bahasa ragam percakapan, karena sudah barang tentu dari kesemuannya itu perlu untuk dipelajari terutama oleh para mahasiswa dan dosen yang dalam kesehariannya dituntut untuk melakukan aktivitas menulis karya ilmiah.